Fusion dan Relasi dalam Produksi Film


Terlibat dalam produksi sebuah film memanglah tidak mudah, disatu sisi setiap tim dituntut untuk kejar target, dan memikirkan semua argumen yang ditangkap untuk direalisasikan sebelum disampaikan, hingga kesulitan yang paling dini ialah menjadi bagian dalam produksi atau tim produksi itu sendiri.

Lantas apa kisah serunya ?
Nah, kalau biasanya lebaran cerita tentang berkunjung dirumah nenek atau saudara, kini gw mau cerita tentang pengalaman dalam fusion dan relasi pada produksi film.

Jadi bermula ketika tahun 2017 dimana gw lagi moody dalam jemunya bekerja, dan lebih memilih untuk mencoba mencari pekerjaan lepas, akhirnya ditawarilah untuk menimba pengalaman dengan teman lulusan ISI Yk yang gw kenal pada kesempatan perjumpaan dengan Genta (Keluarga Tak Kasat Mata). "Rendi namanya".


Nah perjumpaan inilah yang menjadi fusion dimana proses belajar itu dimulai, sebagai tim produksi yang bekerja untuk survey lapangan, tim Rendi (Unit Production Manager Area) yang cukup berpengalaman dalam pemetaan lokasi, dan landmark sangat totalitas sekali dalam bekerja, dimana beberapa film layar lebar mulai dari "The gift" hingga yang terbaru "KKN di desa penari" disikat habis dengan totalitas etos kerja yang dimiliki, 


dimana untuk mendapat lokasi yang sesuai dalam skenario untuk sinematografinya ia rela untuk mendirikan tenda / camp selama berminggu-minggu, lamanya pendekatan kepada masyarakat untuk diajak terlibat, dan pengajuan syarat (magic hingga non magic) semua dilakukan guna memastikan tempat itu sesuai, dan memang pas untuk tahap produksi selanjutnya dalam film.

Ini baru satu hal diluar teknis detail untuk pemetaan, dimana ilmu yang dipetik biasanya tidak bisa didapatkan dengan mudah dalam sekolah perfilman manapun, karena memang teori, dan pengalaman sangatlah tidak mudah untuk dicicip secara singkat tanpa adanya pengenalan lapangan hingga padat karya, teringat dimana salah satu teman sma yang melanjutkan pendidikan di Ikj pernah bercerita dimana "untuk magang aja ia harus mencari production house atau project yang susahnya nglebihin nglamar kerja, dengan kata lain siap ditolak keras.

Hal inilah yang gw rasa enak ya, bisa mendapat pengalaman langsung dalam produksi suatu film besar, atau film indie, memang beda rasa sih, tapi ya namanya project layar lebar yang satu scene bisa 3-5 menit pengambilan secara looping, ya jadinya pasti bersyukur bisa merasakan sensasinya, dan paham secara ranah pengalaman dan aplikatifnya.

Nah dari dua poin diatas inilah yang gw sebut Relasi, dimana dengan memiliki relasi yang baik dan paham akan kompetensi yang dimiliki, ia tidak butuh teori untuk menjelaskan karena bisa jadi dengan memberikan sebuah pengalaman untuk terlibat, beserta kenyamanan dalam teamwork ia yakin selain bisa terbantu, dan memberikan experience mungkin bisa ni anak terlibat di next project.


Terus conclusi dari cerita serunya apa ?
Ya ga ada yang seru-seru banget sih intinya lu butuh orang dalem kalau ingin bener-bener membangun sekedar impian jangka pendek atau cita-cita, karena mengembangkan relasi di dunia kreatif bermula dari situ.
Hahaahaha

Thank u Agung, Rendeng dan temen-temen relasi yang udah ngajakin belajar, gw tau kok kalian cuannya gede, mau banget kok kalo diajak lagi hahaha.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url