Kenapa Tim Kreatif di Korporat Sering Gak Efektif?
Halo ini tulisan singkat, padat, penuh sambat, dan mungkin ada manfaat.
Banyak yang mungkin bertanya-tanya, kenapa tim kreatif di dalam struktur korporat justru sering terasa… nggak maksimal?
Padahal, mereka punya resource, alat, bahkan budget yang kalau dibanding startup lebih dari cukup.
Jadi, apa masalahnya?
Jawabannya seringkali sederhana:
karena terlalu banyak lapisan approval.
Satu ide harus melewati brand team, marketing, legal, compliance, lalu dicek lagi oleh manajemen yang belum tentu paham konteks kreatifnya.
Di satu sisi, dunia kreatif hidup dari kecepatan, spontanitas, dan keberanian ambil risiko.
Tapi di sisi lain, dunia korporat bergerak dengan SOP, birokrasi, dan kehati-hatian. Hasilnya?
- Ide orisinal jadi kehilangan taring
- Proyek meleset dari momentum
- Tim kreatif kehabisan energi karena revisi berkepanjangan
Ini bukan soal menyalahkan satu pihak. Tapi soal benturan dua dunia yang cara mainnya beda.
Kalau perusahaan sudah punya tim kreatif internal, tolonglah beri mereka ruang bernapas.
Libatkan dari awal, percaya pada insting mereka, dan jangan hanya jadikan mereka tukang revisi visual yang ketika hasilnya ga cocok dengan seenaknya jidat bilang ga perform lah, cuma jadi beban operasional perusahaanlah, pake bandingin rasa syukur mending kerja daripada gakerjalah.
Ingatlah kisanak, proses itu penting, perusahaan antum tidak akan mencapai titik jaya tanpa melalui setiap proses yang ada termasuk proses kreatif itu sendiri, karena hasil kreatif yang segar, hasil angka yang fantastis nggak akan lahir dari tempat kerja yang penuh rasa takut.
