Menaklukkan Kebahagiaan: Belajar Menjadi Manusia Biasa

𝗠𝘂𝘀𝗮𝘀𝗵𝗶 バガボンド

Jangan biarkan hidup kita berjalan dalam mode autopilot. Tahu kan rasanya? Tiba-tiba sudah seminggu lewat, eh kok cepat ya sudah sebulan. Itu tandanya kita hanya berjalan tanpa arah, sekadar rutinitas.

Hidup tidak bisa terus begitu. Yuk, mulai kita seriusi. Putusan demi putusan, langkah demi langkah, agar kualitas diri semakin baik dan kita pun semakin bahagia.

Dr. Fakhruddin Faiz dalam kajiannya pernah menyampaikan beberapa poin penting tentang bagaimana cara meraih kebahagiaan diantaranya;

1. Hancurkan Egoisme, Jadi Manusia Biasa Saja

Untuk bisa bahagia, kita perlu menghancurkan egoisme—rasa paling benar, paling penting, paling hebat. Semua itu hanyalah ego.

Lebih sehat kalau kita menyadari bahwa kita hanyalah manusia biasa. Ya, kita punya kelebihan, tapi juga banyak kekurangan. Kita mungkin ahli di satu bidang, tapi tidak tahu banyak di bidang lain.

Hidup sebagai manusia biasa membuat kita lebih rileks. Kalau kita terlalu mengidentifikasi diri dengan label besar “saya orang saleh”, “saya orang pintar” hidup justru terasa berat. Kita terjebak harus selalu “akting” sesuai label itu.

Lebih baik jalani saja dengan natural. Kalau ingin berbuat baik, lakukan. Kalau ingin ke masjid, datanglah. Tidak perlu banyak deklarasi. Kesadaran sebagai manusia biasa justru membahagiakan.

2. Berhenti Perfeksionis dan Menipu Diri

Tidak ada manusia sempurna. Jadi, tidak perlu menipu diri dengan topeng-topeng yang melelahkan.

Kalau ngantuk, ya bilang ngantuk. Kalau salah, ya akui. Itu lebih ringan daripada menutupi dengan alasan yang justru membuat kita semakin tertekan.

3. Berjuang, Bekerja Keras, tapi Tahu Batas

Bahagia juga butuh usaha. Kita perlu berikhtiar mencapai tujuan. Tapi ingat, jangan biasakan menyalahkan keadaan atau orang lain.

Dalam hidup ada sukses, ada gagal. Ada lulus, ada tidak lulus. Semua itu wajar. Kalau gagal, cukup sesali, lalu perbaiki. Tidak perlu berkepanjangan merasa bersalah atau sibuk mencari kambing hitam.

4. Kurangi Ketakutan dan Kecemasan

Sering kali kita cemas tentang hal-hal yang belum tentu terjadi. Padahal, yang bisa kita lakukan hanya berusaha semampu kita saat ini.

Kekhawatiran berlebihan bisa membuat tubuh sakit beneran—psikosomatis. Jadi, jangan terlalu banyak overthinking. Hidupkan prioritas. Tidak semua masalah harus kamu tanggung sendiri.

5. Jangan Biarkan Rasionalitas Macet

Kunci manusia adalah akalnya. Maka, jangan biarkan akal mati dan hidup berjalan otomatis. Kita harus sadar dalam setiap langkah: keputusan demi keputusan, agar kualitas hidup meningkat dan kebahagiaan bertambah.

Catatan dari Russell tentang Kebahagiaan

Dalam bukunya, Bertrand Russell mengungkap beberapa “anomali” menarik seputar kebahagiaan:

  1. Banyak orang lebih sibuk membuat orang lain tidak bahagia daripada membuat dirinya sendiri bahagia.

  2. Ada yang hanya bisa bahagia dengan membenci orang lain, bangsa lain, atau kepercayaan lain. Padahal kebencian tidak pernah melahirkan kebahagiaan.

  3. Orang terpelajar kadang membuat hidup jadi rumit. Sementara orang sederhana justru bisa melihat kebahagiaan dengan lebih jernih dan simpel.

  4. Orang yang meremehkan dirinya sering dikejutkan oleh kesuksesan. Sebaliknya, yang terlalu menyombongkan diri sering dikejutkan oleh kegagalan.

Pesan Russell sederhana: jangan meremehkan diri, tapi juga jangan melebih-lebihkan. Jalani hidup dengan wajar, nikmati setiap prosesnya.

Kebahagiaan tidak perlu dirumuskan terlalu rumit. Cukup dengan menghancurkan ego, menerima diri apa adanya, berjuang tanpa menyalahkan keadaan, mengurangi kecemasan, serta hidup sadar di setiap langkah.

Semoga kita semua bisa belajar menjadi manusia biasa dan dari kesederhanaan itu, menemukan kebahagiaan sejati. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url