Mengapa Musik DJ Senam Pagi Terasa Seperti Tanda Kiamat Kecil?

 


Satu lagi misteri kehidupan yang tak terpecahkan, tapi kita coba bedah saja: mengapa mendengarkan musik DJ house yang dipakai untuk senam pagi terasa seperti diserang alien dari dimensi lain? Padahal, logikanya, ini musik yang dirancang untuk membangkitkan semangat. Ritme cepat, bass yang menggelegar, dan suara "uh uh uh" yang entah datang dari mana. Tapi kenyataannya, di telinga saya, musik ini lebih mirip alarm bahaya yang berbunyi saat saya masih ingin melamun tentang hidup yang lebih tenang.

Mari kita jujur. Pagi hari adalah waktu sakral. Itu adalah momen di mana kita masih dalam fase transisi antara mimpi indah dan kenyataan pahit. Di waktu seperti ini, yang kita butuhkan adalah kicauan burung, gemericik air, atau paling banter, lagu-lagu Iwan Fals yang melankolis. Bukan suara kick drum yang seolah-olah sedang menendang pintu surga. Ketika musik DJ itu mulai berdentum, rasanya seperti ada orang yang sengaja membawa gelora klub malam ke tengah-tengah taman kota.

Padahal, semua orang di sana terlihat menikmati. Mereka mengayunkan tangan, melompat, dan tertawa. Mungkin mereka sudah mencapai pencerahan spiritual di mana kebahagiaan itu terletak pada ritme 130 BPM. Sementara saya, yang hanya bisa menanggapi dengan senyum kaku, merasa seperti satu-satunya peserta senam yang jiwanya tertinggal di kasur.

Musik itu seolah-olah menuntut Anda untuk ikut gembira. Ia memaksa Anda untuk melepaskan segala beban dan bergerak. Padahal, beban saya bukan cuma berat badan, tapi juga cicilan, utang, dan sisa-sisa kepedihan kemarin malam. Dan semua beban itu, alih-alih hilang, malah terasa semakin berat saat diiringi suara synthesizer yang cengengesan.

Jika dipikir-pikir, mungkin ini adalah ujian. Ujian bagi para kaum rebahan untuk bisa beradaptasi dengan kecepatan zaman. Tapi, sekali lagi, bagi saya, musik senam pagi ini bukan ajakan untuk bergerak, melainkan sebuah pengingat bahwa di dunia ini, selalu ada hal-hal yang tidak akan pernah bisa kita pahami. Sama seperti kenapa bumbu Indomie goreng tidak pernah pas, atau kenapa ada orang yang masih suka makan kerupuk basah.

Mungkin sudah saatnya kita mengusulkan gerakan reformasi senam pagi. Ganti musiknya dengan gending Jawa, atau paling tidak, instrumen akustik. Biar semangat kita muncul perlahan-lahan, tidak ujug-ujug seperti disambar petir. Karena, sejujurnya, untuk bisa bahagia di pagi hari, kita tidak butuh drop beat, kita hanya butuh kopi yang enak dan pikiran yang waras.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url