Marketing Nggak Lagi Soal Attention. Sekarang Soal Trust.

 


Jujur dulu, ketika jadi imers sampe sosok anomali pro yang bergerak di ranah Digital marketing
Sea itu merasa kayak punya kekuatan super.
Ngulik targeting, tracking funnel, baca data, bikin copy semua itu berasa kayak main catur digital.
Satu gerakan kecil bisa naikin ROAS, bikin dashboard hijau semua.
Tapi itu dulu zaman negara Ai belum menyerang.

Sekarang?
Mainnya udah bukan catur. Udah kayak lotre TikTok.

Attention Itu Sekarang Barang Murahan

Tiga detik hook?
Udah basi. Semua orang juga punya.

Headline bombastis, desain mencolok, video viral 
dulu itu strategi, sekarang itu template.

AI bisa bikin 10 versi konten dalam 10 detik.
Gratis.
Gampang.
Dan hasilnya?
Feed kita isinya copy-paste creativity.
Bahkan bisa aja tulisan ini tergenerate juga

Attention udah bukan mata uang.
Sekarang inflasinya parah.

Masalahnya Bukan Lagi Siapa yang Dilihat, Tapi Siapa yang Dipercaya

Views banyak, trust nol.
Followers ribuan, tapi engagement setipis kertas nota.

Karena dunia marketing udah penuh:

  • Konten palsu buatan AI,

  • Testimoni yang disewa,

  • Dan iklan yang nyamar jadi “cerita inspiratif”.

Orang udah capek ditargetin.
Mereka mulai nanya:

“Saya percaya sama siapa, sih?”

Tools Semakin Canggih, Tapi Hasilnya Makin Nihil

Sebagai orang yang hidup dari angka, jujur ini agak nyesek.
Tools makin canggih, data makin banyak, tapi hasilnya?
Ads makin susah di-scale.
Kita punya dashboard secanggih NASA, tapi tetep bingung kenapa ads susah di-scale.
Kita tahu data A/B test, tapi nggak tahu siapa yang beneran peduli.

Karena ternyata...
klik nggak sama dengan koneksi.

Welcome to the Connection Economy

Game marketing sekarang udah berubah:

  1. Reach → Relationship
    Nggak penting berapa banyak yang liat, tapi berapa yang nyambung.
    Dikenal itu mudah, dipercaya itu langka.

  2. Clicks → Commitment
    Klik karena penasaran itu gampang.
    Tapi loyalitas butuh rasa percaya.

  3. Virality → Credibility
    Viral itu rame.
    Kredibel itu langgeng.

Trust: The Last Currency That Matters

Kita bisa beli perhatian pake budget,
tapi trust cuma bisa dimenangin pake koneksi.

Dan cuma trust yang bisa bikin orang take action.

Marketing sekarang bukan lomba siapa yang paling kenceng teriak,
tapi siapa yang paling bisa bikin orang denger dan percaya.

Jadi kalau kamu masih ngejar reach tanpa relationship,
selamat datang di era baru:
attention is cheap, trust is luxury.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url