Yang Ramah Adalah Ngawi Anak Mudanya Ramah Tamah ke Luar Negeri

 


Bicara soal Ngawi, pepatah lokal “Ngawi ditinggal ngangeni, ditunggoni ra sugih-sugih” merupakan salah satu kalimat pepatah yang mungkin perlu kita bedah akarnya, mengapa memilih tinggal dan menetap di Ngawi dipandang akan membuat seseorang kurang sejahtera?. Pertanyaan ini penting bagi kita warga Ngawi untuk mendapatkan solusi, mengingat setiap tahunnya, banyak program yang telah dilakukan Pemerintah dan inisiatif warga masyarakat Ngawi dalam membangun wajah Kabupaten Ngawi menjadi lebih “nyaman” untuk ditinggali, namun faktanya juga makin banyak angkatan muda Ngawi yang juga enggan untuk berkarir di kotanya sendiri, padahal Denny Caknan wes nyontoni.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Ngawi, merupakan tertinggi ketujuh di seluruh Jawa Timur, bersaing dengan dua kota paling mentereng seperti Surabaya dan Malang. Komponen-komponen seperti angka harapan hidup, lama waktu belajar hingga kapasitas pengeluaran per-kapita adalah nilai yang diukur untuk menentukan ranking dari masing-masing daerah. Sangat wajar jika kita dapat menjumpai talenta Ngawi sering menjadi lulusan terbaik di berbagai institusi pendidikan terbaik di Indonesia. Dengan modal ini, seharusnya Kabupaten Ngawi dapat bersaing dengan kabupaten lainnya, namun realitanya rataan Upah Minimum Regional (UMR) kita masih di kisaran Rp 2 Juta, angka yang wajar, yang membuat teman-teman angkatan muda Ngawi yang akhirnya memilih untuk hijrah (wong orangnya pinter-pinter, tuntutan hidup layak juga lebih tinggi). Kondisi ini menahun dirasakan di Ngawi yang akhirnya membuat tren “eksodus” talenta potensial di Ngawi ke daerah lain (bisa dibaca juga sebagai urbanisasi).


Tren “eksodus” ini penting untuk diatasi, sebuah daerah yang tidak ditopang oleh komposisi penduduk yang produktif, berpotensi kehilangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang disumbangkan dari pajak penghasilan masyarakat yang produktif serta kehilangan pesona investasi dari luar daerah karena kurangnya sumber daya terampil. Dampaknya bisa sangat terasa bagi daerah, di-era globalisasi dan kemudahan masyarakat berpindah tempat seperti saat ini, kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan mumpuni bisa jadi kunci percepatan pembangunan ekonomi, salah satu contoh paling mahsyur adalah Singapura yang aktif mengembangkan sektor perdagangan dan pengolahan manufaktur yang banyak menyerap tenaga kerja sebagai batu loncatan awal mengembangkan berbagai sektor pertumbuhan ekonomi lainnya, karena tidak memiliki Sumber Daya Alam yang memadai.


Sinyal positif sebenarnya sudah terlihat dalam beberapa waktu terakhir, dengan meningkatnya jumlah investasi di berbagai sektor seperti sektor perdagangan hingga jasa, yang salah satu faktornya didorong oleh adanya perbaikan infrastruktur belakangan ini. Sayangnya data potensi SDM Kabupaten Ngawi, sejauh ini kurang dimanfaatkan sebagai potensi investasi, yang membuat jenis investasi yang masuk ke Ngawi, sangat beragam dan belum fokus untuk menjawab, apakah Ngawi ingin menjadi Kota Wisata? Kota Pendidikan? Kota Perdagangan atau Kota sentra pengolahan? Atau malah kota penyalur tenaga-tenaga yang moncer penghasil devisa negara ?. Fokus pada satu sektor dengan menargetkan Investasi yang sesuai dengan potensi SDM penting untuk dikaji, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja formal yang dapat mengurangi eksodus SDM talenta muda, karena dapat menampung kualifikasi SDM unggul untuk tetap berkarir di Kota Ngawi secara optimal. (Mustahil mencapai kesejahteraan jika kegiatan ekonomi yang diandalkan adalah informal).




Akhir kata, Ngawi perlu memilih visi pemimpin yang dapat memanfaatkan potensi SDM secara optimal pada masa kepemimpinan mendatang, yang diterjemahkan dalam program kerja konkret pro potensi SDM di Kabupaten Ngawi (Apapun lah bentuk dan modelnya). Tanpa hal ini, alangkah baiknya talenta muda di Kabupaten Ngawi mulai mencari panggon liyane sing iso ditunggoni lan langsung sugih.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url