Cinta Pertama Bernama Rabi'ah al-Aadawiyyah K.R
Yassalam! sea lupa nama panjangnya. Tapi kalau ada pertanyaan siapa cinta pertama sea. Aada adalah wanita yang layak mendapatkan label first love. Sambil menulis catatan jelek ini, sea berusaha keras mengingat siapa nama panjangnya. Sebab dulu, nama panjang Aada adalah nama yang sangat indah. Bahkan jadi salah satu alasan kenapa sea mencintainya. Ah, sea lupa. Tak penting nama panjang Aada, karena Aada lebih dari nama. Ia adalah filsuf pertama yang mengajarkan sea apa itu arti “cinta”.
Antum boleh mendefinisikan apa itu cinta sesuai kepentingan diri antum. Agama menjadikan cinta sebagai resolusi konflik yang utama. Sufi menjadikan cinta sebagai core value dalam suksesi laku tasawufnya. Ilmu sosial menjadikan cinta sebagai jawaban klise atas masalah sosial yang bengis. Ilmu kimia menjadikan cinta sebagai… . Nah, yang satu ini sea nggak ngerti. Meskipun sea menghabiskan 7 tahun masa remaja untuk belajar kimia. Sea tak akan pernah bisa menghubungkan cinta dengan kimia. Sebab selama yang sea tahu, kimia hanya mengajarkan sea keruwetan hidup, ketelitian kuantitatif, dan kejenuhan yang tak berujung.
Kembali kepada cinta dan Aada. Dulu sea mengenalnya via BBM. Im cry setelah tahu dia sudah punya cowo. Tapi sea tak menyerah. Sea menunggu Aada dan pacarnya putus. Karena sea sangat yakin, Aada akan jatuh pada diri ini. Edan! sungguh laki-laki yang kelewat percaya diri. Tapi begitulah cinta (edan bridging khas rumi), ia membutakan sekaligus membangkitkan. Cinta membutakan rai lur, kalau dipikir-pikir, sea kala itu tak memiliki apapun sebagai nilai tawar, sea mendekati Aada dengan keberanian kosong. Bahkan sesederhana alasan kenapa sea mencintainya saja tak punya. Edan bro! ini benar-benar cinta yang pokok nan mendasar, cinta yang tak butuh alasan, cinta yang hakiki, pokoke cinta. Berbunga-bunga betul kala itu.
Harapan semakin tebal. Aada menghubungi sea. “PINK. PINK. PINK”. Antum pengguna BBM pasti paham betapa bahagianya saat “PINK” hadir, apalagi pesan ini muncul dari orang yang anda cintai. Sea membalasnya dengan pesan buaya. “Ada apa Aaad… lagi sedih ea, kulihat-lihat statusmu sad banget tuh”. Dan jawaban template nan klise inilah yang menjadi pondasi awal hubungan kami. Sea dan Aada resmi berpacaran, kami melakoni hubungan asmara pada umumnya. Bertanya kabar. Ngingetin sholat. Ingetin makan. Reminder kesehatan. Dan laku-laku yank-yankan lain yang ra masuk kala itu. Singkat kisah, sea merasa bosan dengan Aada. Sea putuskan lah dia. Sempet kasihan sih. Tapi begitulah cinta. Cinta i magic tenan bro. Laki-laki yang polos nan alim seperti diri sea ini, mudah saja berubah jadi playboy yang bengis. Sebab saat itu, ngerusak atine wong wedok adalah kalcer dan passion (merusak hati wanita adalah budaya dan passion). Sungguh masa muda yang bajingan.
Mungkin antum tidak puas dengan akhir cerita ini. Tapi percayalah, ini cerita ngarang bro. Sea nggak bisa tidur, burn out, dan akhirnya ngelantur. Jika antum sekalian mendebat “Ah ini pasti cerita dirimu sendiri dalam kehidupan dan menyamarkan nama”. Maka ada satu kata untuk antum antuma sekalian. “PINK!” wkwkwkwk.
